Amorphophalus Titanum
Bunga bangkai yang bisa dibudidayakan
Berbeda dengan Raflesia Arnoldi yang biasa tumbuh dihutan, Amorphopalus titanium merupakan tanaman umbi yang menghasilkan bungan bangkai bisa di budi dayakan. Tanaman ini bisa ditemukan ditaran tinggi maupun dataran rendah.
Bunga dari tanaman ini agak berbeda dari saudaranya Raflesia Arnoldi, jika Raflesia bentuk bunganya bulat dengan lubang ditengahnya, sedangkan bunga Amorphophalus titanum berbentuk kelopak dengan tongkol ditengahnya.Gb.1
Bunga tersebut akan langsung keluar dai umbi yang kita tanam dengan syarat umbi tersebut sudah cukup tua dan ukuran umbi cukup besar. Jika yang kita tanam umbi yang masih muda maka kita hanya akan mendapat tanaman yang berdaun menjari, dan setelah melewati beberapa kali masa dormansi baru kita bisa mendapatkan tanaman yang berbunga.
Ada dua cara pembudidayaan tanaman ini yaitu :
a. Dengan Umbi , Umbi tanaman ini bisa kita tanam langsung begitu kita
Ambil dari kebun atau kita biarkan dulu untuk memperpa
njang masa dormansi.
b. Dengan mata tunas, Mata tunas ini bisa kita dapatkan dari kulit umbi yang
kita kupas, jika umbinya dikonsumsi. Karena dimasyara-
kat kita umbi suweg ini biasa dikonsumsi dengan cara di
rebus.
Jika kita tanam dari tunas akan tumbuh tanaman dengan tinggi ± 15 cm dalam jangka waktu 5 bulan Gb.2
Kuncup ini akan mekar menjadi bunga ± 1 – 2 minggu. Kendala dari budidaya bunga ini adalah dari bau/aromanya yang menyengat seperti bangkai sehingga mengundang seranga untuk mendekat. Akan tetapi bau ini tidak bisa menghilangkan keindahan bunga ini ketika mekar, dengan warna kelopak dan kepala tongkol ungu dipadu dengan kuningnya warna serbuk sari dan putihnya kepala putik bunga ini terlihat begitu anggun dan indah.
Serbuksari terletak dibawah kepala tongkol dan diatas putik, putik bunga inimuncul sampai dasar kelopak bunga. Gb 4 (Tongkol, benagsari dan putik)
Tanaman ini akan tumbuh dan berbunga pada musim hujan dan akan mengalami dormansi pada musim kemarau. Syarat tumbuh tanaman ini juga tidak sulit karena dia akan tumbuh pada kondisi apapun dan dengan sinar yang banyak ataupun sinar yang kurang. Tanaman ini akan tumbuh, dormansi, ataupun berbunga menurut fase hidupnya sendiri.
Dengan keindahan bunganya sebenarnya tanaman ini bisa memiliki nilai ekonomis yang tinggi, juga kita bisa mendapatkan nilai lebih dari umbinya yang bisa kita konsumsi sebagai diversivikasi pangan.
Munculnya bunga bangkai dari amorphopalus titanum ini bisa didahului kuncup maupun langsung bunga yang keluar. Gb 3 (kuncup bunga)
Masa mekar bunga ini bisa sampai satu minggu setelah itu akan masuk masa dormansi , demikian juga dengan bau dari bunga ini akan menghilang bersama dengan layunya bunga.
Gb. Bunga Bangkai Tampak atas
Selasa, 26 April 2011
Selasa, 12 April 2011
Kultur Jaringan
Dengan perkembangan industri pengolahan hasil pertanian dewasa ini, dan pertambahan penduduk yang begitu pesat, permintaan akan hasil produk pertanian akan sangat tinggi. Pertumbuhan penduduk dunia sesuai dengan deret hitung, sedangkan pertumbuhan pangan sesuai dengan deret ukur. ketidak seimbangan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan pangan menuntut kita mengembangkan tekhnologi pertanian, terutama tekhnologi yang dapat mempercepat pertumbuhan dan produksi tanaman pangan.
Untuk memperbanyak tanaman ada dua cara, yaitu secara generatif dan Vegetatif.
Perbanyakan secara generatif bisa menghasilkan tanaman melalui biji, hal ini akan menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak hanya saja sifat tanaman baru ini tidak selalu sama dengan tanaman induk, seringkali terjadi penyimpangan sifat (mutasi genetik) pada tanaman baru, namun hal ini akan sangat menguntungkan jika tujuannya untuk mencari sifat-sifat yang baru pada tanaman.
Perbanyakan vegetatif bisa dimanfaatkan untuk melestarikan sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu tanaman. Hanya saja perbanyakan vegetatif cuma bisa menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang terbatas,akan tetapi masalah ini dapat kita atasi dengan perbanyakan vegetatif buatan yaitu kultur jaringan. Melalui kultur jaringan, sedikit jaringan tumbuhan diambil lalu ditumbuhkan dalam media buatan sehingga menjadi tanaman yang sempurna dengan jumlah yang kita inginkan.Kultur jaringan berdasarkan kepada prinsip yang disebut totipotensi. Menurut prinsip ini, sebuah sel atau jaringan tumbuhanyang diambil dari bagian manapun, akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna kalau diletakkan dalam media yang sesuai (Rahardja,1989).
Untuk keperluan kultur jaringan, dipergunakan media yang terdiri atas campuran berbaga garam mineral,asam amino, gula, vitamin serta hormon tumbuhan. Untuk membuat media pada, bahan-bahan tersebut dapat dicampur dengan agar-agar murni, sedangkan untuk media cair, bahan-bahan tersebut dilarutkan kedalam aquadestilata. Pembiakan tanaman secara kultur jaringan harus dilakukan dalam keadaan suci hama.
sampel hasil kultur
plantlet dalam btl
pertumbuhan awal
situasi kerja lab
awal tanam
pembelahan awal
bahan tanam
Untuk memperbanyak tanaman ada dua cara, yaitu secara generatif dan Vegetatif.
Perbanyakan secara generatif bisa menghasilkan tanaman melalui biji, hal ini akan menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak hanya saja sifat tanaman baru ini tidak selalu sama dengan tanaman induk, seringkali terjadi penyimpangan sifat (mutasi genetik) pada tanaman baru, namun hal ini akan sangat menguntungkan jika tujuannya untuk mencari sifat-sifat yang baru pada tanaman.
Perbanyakan vegetatif bisa dimanfaatkan untuk melestarikan sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu tanaman. Hanya saja perbanyakan vegetatif cuma bisa menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang terbatas,akan tetapi masalah ini dapat kita atasi dengan perbanyakan vegetatif buatan yaitu kultur jaringan. Melalui kultur jaringan, sedikit jaringan tumbuhan diambil lalu ditumbuhkan dalam media buatan sehingga menjadi tanaman yang sempurna dengan jumlah yang kita inginkan.Kultur jaringan berdasarkan kepada prinsip yang disebut totipotensi. Menurut prinsip ini, sebuah sel atau jaringan tumbuhanyang diambil dari bagian manapun, akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna kalau diletakkan dalam media yang sesuai (Rahardja,1989).
Untuk keperluan kultur jaringan, dipergunakan media yang terdiri atas campuran berbaga garam mineral,asam amino, gula, vitamin serta hormon tumbuhan. Untuk membuat media pada, bahan-bahan tersebut dapat dicampur dengan agar-agar murni, sedangkan untuk media cair, bahan-bahan tersebut dilarutkan kedalam aquadestilata. Pembiakan tanaman secara kultur jaringan harus dilakukan dalam keadaan suci hama.
sampel hasil kultur
plantlet dalam btl
pertumbuhan awal
situasi kerja lab
awal tanam
pembelahan awal
bahan tanam
Langganan:
Postingan (Atom)